Aplikasi Bank Darah pertama di Palestina 

Gaza, SPNA – Meskipun hidup dalam blokade Israel selama lebih dari satu dekade, namun teknologi tetap menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat Gaza, Palestina.

BY 4adminEdited Mon,16 Oct 2017,01:54 PM

Gaza, SPNA – Meskipun hidup dalam blokade Israel selama lebih dari satu dekade, namun teknologi tetap menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat Gaza, Palestina.

Setiap hari, semakin banyak warga Gaza yang memanfaatkan teknologi untuk melayani masyarakat dan memfasilitasi mereka agar tercapai standar kehidupan yang lebih baik. Salah satu teknologi inovatif terbaru tersebut adalah aplikasi mobile.

Kebutuhan akan donasi darah telah lama menjadi masalah di Jalur Gaza. Sumber daya kesehatan yang terbatas di wilayah tersebut bisa saja menciptakan kesenjangan yang besar antara orang-orang yang membutuhkan donasi darah dengan mereka yang bersedia menyumbang.

Fakta di atas akhirnya mendorong sekelompok anak muda Palestina untuk meluncurkan sebuah aplikasi baru, belum lama ini, yang disebut Bank Darah Palestina. Melalui aplikasi smartphone ini, para pendonor darah bisa langsung terhubung dengan pasien yang membutuhkan darah.

Salah seorang yang telah memanfaatkan apliksi tersebut adalah Mohammed Abu Seed (29). Bulan lalu ia tertabrak dan terluka parah di bagian kepala dan kehilangan banyak darah. Mohammed kemudian dipindahkan ke RS. Al-Shifaa, sebelah Barat Gaza City. Awalnya para dokter kesulitan menemukan donor golongan darah AB positif seperti miliknya.

Dengan menggunakan aplikasi Bank Darah Palestina, rumah sakit bisa langsung terhubung dengan donor yang memiliki tipe darah yang sama. Dalam waktu singkat, semua dapat terselesaikan dan Mohammed bisa menjalani operasi dengan baik.

“Saya sempat putus asa akan kondisi yang saya alami. Saya hampir menyerah karena saya paham, tipe golongan darah seperti saya sangat jarang. Namun, akhirnya saya bisa mendapatkan donor,” tuturnya kepada Middle East Eye.

Orang tua Mohammed menempuh semua upaya termasuk mengumumkannya melalui media sosial, meminta kepada mereka yang memiliki golongan darah serupa agar berkenan mendonorkan darahnya. Namun sia-sia, hingga akhirnya rumah sakit menemukan donor dengan tipe golongan darah yang sama melalui aplikasi tersebut.

Ashraf Rizq (24) menajdi soosk penting bagi Mohammed setelah ia mendonorkan darahnya melalui RS. Al-Shifaa. Ia, yang belum pernah mendonorkan darah sebelumnya, sempat menyangka prosesnya akan sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Namun, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri melalui aplikasi tersebut, yang ternyata hanya membutuhkan waktu bebrapa menit saja.

Tiga hari kemudian, seorang dokter dari RS. Al-Shifaa menghubunginya sebab mereka sangat membutuhkan golongan darah AB positif yang diperuntukkan bagi Mohammed. Rizq sangat senang dengan pengalaman pertamanya ini dan mengatakan bahwa ia bersedia melakukan hal yang sama kapanpun ia dibutuhkan.

“Ini pengalaman yang sangat berharga dan saya yakin menggunakan teknologi ini jauh lebih baik daripada metode sebelumnya, karena akan menghemat waktu dan tenaga,” ungkapnya.

Aplikasi Bank Darah Palestina

Pemuda Palestina, yang terdiri dari dua laki-laki dan dua wanita, dari universitas di Gaza, telah menghabiskan waktu selama dua bulan sebelum akhirnya meluncurkan aplikasi tersebut pada bulan Juli 2017 lalu. Sebagian mengerjakan desainnya dan yang lainnya bertanggung jawab atas pemasaran rancangan mereka ini. Aplikasi yang mudah diakses dan digunakan tersebut, dapat diunduh secara gratis melalui smartphone.

“Aplikasi ini gratis dan kami memutuskan untuk menerapkan gagasan yang baik ini karena bisa membantu banyak orang di masyarakat, khususnya pasien yang membutuhkan jenis darah tertentu sementara mereka tidak bisa menemukannya di bank darah terdekat,” ungkap Salam Doghmish (22), salah satu pengembang aplikasi tersebut.

Salma, seorang lulusan teknologi informasi di Universitas Islam Gaza ini, menjelaskan bahwa, biasanya, orang-orang yang membutuhkan sumbangan darah akan mepublikasikannya di media sosial. Setelah itu, radio lakal akan menyiarkan dan meminta agar orang-orang segera menyumbangkan darah. Namun, dengan aplikasi yang baru tersebut, prosesnya akan jauh lebih cepat dan mudah.

Manurut Salma, timya telah, memgunjungi sebagian besar rumah sakit dan pusat kesehatan di Gaza untuk memberikan mereka aplikasi tersebut. Jalur Gaza memiliki 13 rumah sakit dan 54 pusat kesehatan.

Dr. Hussam Qwaider, kepala laboratorium RS. Al-Shifaa, mengatakan bahwa aplikasi tersebut telah menyelamatkan banyak nyawa dan mengubah pola pikir warga yang menganggap menyumbangkan darah membutuhkan proses yang lama dan membosankan.”Aplikasi ini juga mempromosikan budaya donor darah,” tambahnya.

Cara kerja Aplikasi Bank Darah Palestina

Semua para pendonor diminta untuk mengisi informasi pribadi sebagai profil mereka. Informasi tersebut mengenai nama lengkap, alamat dan golongan darah mereka. Data ini akan disimpan, dan jika ada pasien yang membutuhkan darah, maka mereka yag memiliki golongan darah yang sama akan segera dihubingi. Jika bersedia, maka pendonor bisa menerima permintaan tersebut dan menekan tombol donasi.

Pemberitahuan dikirim kepada pendonor yang menggunakan aplikasi dengan golongan darah yang sama dan tinggal di provinsi yang sama.

Donor darah tersebut harus dilakukan di rumah sakit atau pusat kesehatan untuk agar dilakukan sterilisasi dan kemungkinan adanya penyakit pada darah yang dinorkan.

Menurut Salma, administrator yang mengelola data para pendonor akan menjaga kerahasiaan akan menjaga kerahasiaan informasi tersebut dan tidak akan mengekspos atau menjualnya kepada organisasi atau individu manapun.

(T.RA/S: Middle East Eye)

leave a reply
Posting terakhir